A. MAJALAH
B. PORTOFOLIO
A. MAJALAH
B. PORTOFOLIO
Artwork pada Bedroom :
Pengaplikasian artwork di bedroom berupa Lukisan yang diletakkan di dinding belakang kasur tepat diantara 2 kasur. Kemudian juga diberikan beberapa tanaman hias sebagai pemanis agar kesan alami di ruangan semakin terasa
Artwork pada Toilet
Pada toilet artwork berupa kaca es yang diletakkan sebagai pembatas shower room. Kaca es ini diberikan motif riak air untuk menambah estetika
Sesuai dengan konsep “RUSTIC BALINESE” dimana ingin menampilkan kesan arsitektur Bali ke dalam bangunan, berikut ini setting pencahayaan (penempatan lampu & saklar) pada ruangan :
A. PENCAHAYAAN PADA RUANG TIDUR HOTEL
Pencahayaan pada ruang tidur hotel ini mempergunakan 2 jenis pencahayaan buatan yaitu lampu gantung dan lampu down light LED. Warna cahaya lampu yang digunakan adalah warna kuning, dimana warna ini dapat memberi kesan hangat dan cocok jika dipadukan dengan warna dominan kamar yaitu warna cokelat sehingga mampu mendukung penerapan tema.
Denah Rencana Penempatan Titik Lampu Ruang Tidur Hotel
KETERANGAN :
B. PENCAHAYAAN PADA TOILET HOTEL
Pencahayaan pada ruangan Toilet ini menggunakan pencahayaan buatan tanpa pencahayaan alami, yaitu menggunakan 1 buah lampu down light LED dengan intensitas 5 watt serta 2 buah lampu dinding LED dengan intensitas 3 watt dipasang berseberangan. Alasan menggunakan lampu watt kecil adalah karena ukuran ruangan yang cukup kecil. Semua lampu di ruangan ini menggunakan warna putih. Pencahayaan tambahan juga diberikan pada furnitur shower yang diberikan lampu led kecil berwarna biru.
Denah Rencana Penempatan Titik Lampu Toilet Hotel
KETERANGAN :
Setelah melakukan penempatan furniture baru, tahap selanjutnya adalah penyetingan material sesuai dengan konsep dengan tambahan contoh gambar penjelas. Sesuai konsep RUSTIC BALINESE, material yang dipergunakan adalah material yang terdapat di daerah Bali. Berikut merupakan setting material pada kamar Hotel Tijili Seminyak :
A. Bedroom
penjelasan dengan gambar perspektif
B. KM/WC
penjelasan dengan gambar perspektif
Tahap ini merupakan proses peletakan furniture beserta detail tiap furniture.
Berikut merupakan denah peletakan furniture serta potongan ruangan pada Kamar Hotel Tijili Seminyak.
denah furniture
potongan ruangan
Berikut merupakan spesifikasi dimensi & material dari furniture sesuai konsep yang telah diaplikasikan pada Kamar Hotel Tijili Seminyak.
Konsep “RUSTIC BALINESE” didasari dengan keinginan menampilkan bentuk budaya dan arsitektur interior tradisional Bali secara optimal dengan maksud membuat civitasnya dapat merasakan pesona dan nuansa budaya Bali.
Melalui penjabaran 5W + 1 H, berikut ini penjelasan aplikasi konsep “RUSTIC BALINESE” :
Dengan penjelasan diatas maka akan dilanjutkan dengan eksplorasi konsep ”RUSTIC BALINESE” pada obyek observasi
SETTING GEOMETRI
Dalam Setting Geomterti terjadi perubahan pada KM /WC dimana partisi bagian selatan KM / WC dihilangkan sehingga dapat difungsikan sebagai pemandian outdoor.
A. Kamar Tidur :
Pada denah awal kamar hotel, dinding sebelah Timur terdapat jendela di ujung Selatan dengan lebar 70 cm, namun pengaplikasian jendela tersebut tidak optimal karena tidak dapat memberikan pencahayaan alami yang cukup ke tempat tidur padahal orientasi ruangan kea rah Timur, arah matahari terbit. Dengan penerapan konsep kamar Rumah Tradisiona Bali yang memberi kesan terbuka, maka akan dilakukan perubahan bentuk elemen samping dan furniture pada sisi Timur agar menjadi lebih terbuka dengan tujuan mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk melindungi privasi pada dinding tersebut dapat dipasang gorden.
B. KM/WC :
Pada KM/WC hotel Tijili ini bersifat tertutup dan berukuran cukup kecil serta terdapat banyak sudut akibat ukuran kolom hotel yang besar sehingga terkedan sempit. Jika dibandingkan dengan tempat mandi warga tradisinonal Bali Jaman dulu berbentuk pemandian ruang terbuka & menyatu dengan alam. Jadi untuk pengaplikasian konsep dapat dilakukan dengan cara memberikan material alam pada elemen-elemen ruangan serta membuat pencahayaan ruangan menjadi lebih cerah dan terang. Untuk partisi dinding kaca pada shower room dan kaca mati pada dinding pembatas ruangan tetap diterapkan pada konsep ini.
Berikut ini geometri final hasil perubahan bentuk geometri dasar :
Dinding ruang tidur pada bagian Timur di rubah dengan penambahan jendela serta kaca mati agar memberi kesan terbuka dan mengoptimalkan view. Kemudian penataan furniture juga berubah dimana lemari pakaian akan dipidah ke dinding sebelah Barat kasur dan meja kabinet akan dipindah ke sebelah Selatan di bawah TV.
Eksplorasi konsep pada elemen Kamar Hotel :
Eksplorasi konsep pada elemen KM /WC :
Konsep : Harmony in Balinese Culture
A. Latar Belakang
Bali sudah dikenal sebagai tujuan wisata yang sangat populer di mancanegara. Dengan bertumpu pada nilai-nilai Agama, budaya dan adat istiadat, citra dari Bali sebagai daerah tujuan wisata sangat baik, karens juga didukung oleh perilaku masyarakatnya yang ramah. Pendukung kebudayaan Bali adalah masyarakatnya yang dikenal sebagai etnik Bali atau orang Bali. Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2008: 3) mendefinisikan etnik Bali sebagai sekelompok manusia yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaan, baik kebudayaan lokal Bali maupun kebudayaan nasional.
Rasa kesadaran akan kesatuan kebudayaan Bali ini melahirkan karakteristik khas dari etnik Bali, yang merupakan perpaduan antara tradisi dan agama. Dalam kehidupan sehari-hari, karakteristik khas tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai konsep, aktivitas sosial, maupun karya fisik, seperti ornamen dan bangunan tempat tinggal. Dalam pengertian tempat tinggal, persamaan-persamaan yang menjadi ciri identitas etnik orang Bali mencakup kesamaan sebagai krama desa (warga desa) dari suatu desa pakramanan (desa adat) dengan berbagai aturan yang mengikatnya, yang termuat dalam Awig-awig Desa Pakraman / peraturan tertulis desa adat.
B. Permasalahan
Seiring dengan perkembangan jaman, bentuk bangunan di Bali cenderung menghilangkan langgam dan ciri khas dari arsitektur Bali karena mulai mengikuti trend bangunan modern-minimalis. Bangunan dengan gaya minimalis ini cenderung minim akan ornament dan dekorasi.tersebut seperti penggunaan ornament bali dan pepalihan pada bangunan.
Seperti halnya obyek yang saya gunakan yaitu Tijili Hotel Seminyak, meskipun memiliki tema sesuai namanya yaitu Tijili, salah satu motif tradisional Bali yang mewakili Dewi Padi/Dewi Sri; Lambang kemakmuran dan kesuburan, konsep desain interior bangunan ini cenderung menggunakan konsep modern dengan hanya diberi motif tijili di beberapa sisi dinding saja.
Motif tijili
Aplikasi pada obyek
Oleh sebab ini saya berupaya memberikan sentuhan arsitektur tradisional Bali pada desain interior bangunan ini agar lebih menghidupkan kembali arsitektur Bali yang kini mulai tergusur. Diharapkan dengan merombak konsep interior ini bisa mendukung fungsi bangunan sebagai hotel kawasan wisata bisa menjadi lebih baik lagi.
.
C. Solusi
Konsep Harmony in Balinese Culture didasari dengan tujuan membangkitkan kembali budaya Bali dalam desain interior agar civitas yang berada maupun beraktivitas di dalamnya dapat merasakan nuansa dan pesona budaya Bali sehingga dapat menciptakan suasana yang harmonis. Konsep ini dapat diwujudkan dalam bentuk elemen ruang seperti
Contoh interior desain dengan menggunakan konsep arsitektur Bali :
A. Definisi Desain Interior ( Ruang Dalam )
Pengertian desain interior dikemukakan oleh D.K. Ching (2002:46) sebagai berikut:
“Interior design is the planning, layout and design of the interior space within buildings. These physical settings satisfy our basic need for shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which accompany our action, they affect our outlook, mood and personality.The purpose of interior design , therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and psychological enhancement of interior space.”
Definisi di atas menjelaskan bahwa desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi kita dan mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita, disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian kita.Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang interior.
Sedangkan menurut J. Pamudji Suptandar dalam bukunya yang berjudul desain interior ( 1999 : 11) Desain interior adalah karya arsitek atau disainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuk-bentuknya sejalan perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan selalu dipengaruhi unsur-unsur geografi setempat dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang diwujudkan dalam gaya-gaya kontemporer.
Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain interior merupakan seni dan ilmu untuk memahami kebiasaan orang di dalam ruang dengan tujuan untuk menciptakan ruang yang fungsional didalam struktur bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek.
B. Elemen-elemen desain :
Ruang adalah unsur yang paling dasar dan memiliki berbagai aspek seperti dimensi panjang, lebar, lebar, ketinggian ruangan.
Denah lantai kamar memiliki bentuk seperti oval, lingkaran, segi empat, dan sebagainya.
Garis adalah elemen yang selalu hadir dalam sebuah ruangan. Batas antara dua dinding adalah garis. Setiap batas antara dua daerah lain, seperti sudut lemari, selalu dibatasi oleh garis. Wallpaper juga kadang-kadang diterapkan dengan motif garis.
Tekstur dapat dilihat pada berbagai permukaan benda-benda di dalam ruangan. Permukaan benda-benda dapat menunjukkan efek dari bahan-bahan ini, seperti efek lembut, kesan kasar, dan sebaga1inya.
Cahaya. cahaya dapat diterapkan sebagai unsur yang paling penting. Sebuah ruangan dapat dengan mudah dihiasi dengan berbagai efek dengan menggunakan cahaya, misalnya, cahaya yang diterapkan pada dinding dapat membantu membuat dinding tampak menonjol.
Warna. Elemen ini adalah elemen yang paling mudah untuk menjadi titik awal agar memberikan efek yang berbeda di dalam ruangan.
C. Elemen Pembentuk Ruang Dalam ( Interior )
Terdapat beberapa elemen pembentuk interior ( ruang dalam ), diantaranya adalah :
Lantai, adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang rata. Sebagai bidang dasar yang menyangga aktivitas interior dari furniture yang ada, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban tersebut dengan aman, dan permukaannya harus kuat untuk menahan semua beban yang berada di atas nya baik civitas manusia ataupun beban mati.
Dinding, adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, langit-langit dan atap.(Francis D.K.Ching, 2002 :176). Dinding adalah elemen utama yang dengannya kita membentuk ruang interior. Bersama dengan bidang lantai dan langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan ukuran dan bentuk ruang. Dinding juga dapat dilihat sebagai penghalang yang merupakan batas sirkulasi kita, memisahkan satu ruang dengan ruang disebelahnya dan menyediakan privasi visual maupun akustik bagi pemakainya.
Langit-langit (plafond), adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior, dan menyediakan perlindungan fisik maupun psikologis untuk semua yang ada dibawahnya. Meskipun berada diluar batas jangkauan tangan kita dan tidak digunakan seperti halnya lantai dan dinding, langit-langit memainkan peran visual penting dalam pembentukan ruang interior dan dimensi vertikalnya.
Jendela, merupakan elemen dari desain arsitektur dan interior yang menghubungkan, baik secara visual dan fisik, satu ruang ke ruang lain maupun bagian dalam ruangan dengan ruang luar seperti halaman atau pun view lainnya.
Pintu, dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain di dalam bangunan. Melalui desain, konstruksi dan lokasinya, pintu dan jalan masuk dapat mengendalikan penggunaan ruang, pandangan dari satu ruang ke ruang berikutnya dan masuknya cahaya, suara, udara hangat dan udara sejuk.
Tangga dan lorong, tangga merupakan sarana sirkulasi vertikal antara lantai-lantai dari suatu bangunan. Dua kriteria fungsional terpenting dalam pembuatan desain tangga adalah keselamatan dan kemudahan untuk dinaiki dan dituruni.
Perabot, adalah salah satu kategori elemen desain yang pasti selalu ada di hampir semua desain interior. Perabot menjadi perantara antara arsitektur dan manusianya. Menawarkan adanya transisi bentuk dan skala antara ruang interior dan masing-masing individu.
Peralatan lampu, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari system elektrik bangunan, mengubah energi menjadi pencahayaan yang berguna.
Dekorasi atau aksesori dalam desain interior merujuk pada benda-benda yang memberi kekayaan estetika dan keindahan dalam ruang. Aksesori yang dapat menambah kekayaan visual dan rasa pada suatu tatanan interior dapat berupa : alat-alat dan obyek-obyek yang memang berguna, elemen-elemen dan kelengkapan arsitektur, dan benda seni dan tanaman
D. Prinsip-prinsip Perancangan Ruang dalam
Dalam perancangan ruang dalam, ada beberapa prinsip yang harus diperhatiakan, diantaranya :
1.Unity and Harmony
Unity dan harmony dapat diwujudkan melalui suatu kesatuan dimana semua elemen yang ada saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan komposisi yang seimbang yang membentuk suatu ruang yang harmonis dan mampu mewadahi aktivitas penghuni.
2.Keseimbangan
Unsur Keseimbangan yang dimaksudkan merupakan suatu langkah perancangan dari elemen pembentuk ruang yang membentuk susunan yang harmonis, tidak berat sebelah, dan tidak menonjol hanya pada satu elemen saja, namun semua komponen harus balance/seimbang.
Style keseimbangan terbagi 3 yaitu:
– Keseimbangan Simetris:
Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain terbagi secara merata baik dari segi horizontal maupun vertikal. Gaya ini mengandalkan keseimbangan berupa dua elemen yang mirip dari dua sisi yang berbeda. Kondisi pada keseimbangan simetris adalah gaya umum yang sering digunakan untuk mencapai suatu keseimbangan dalam desain.
– Keseimbangan Asimetris:
Gaya ini mengandalkan permainan visual seperti skala, kontras, warna untuk mencapai keseimbangan dengan tidak beraturan. Seringkali kita melihat sebuah desain dengan gambar yang begitu besar diimbangi dengan teks yang kecil namun terlihat seimbang karena permainan kontras, warna, dsb. Keseimbangan asimetris lebih mungkin untuk menggugah emosi pembaca visual karena ketegangan visual dan yang dihasilkannya. Ketegangan asimetris juga biasa disebut dengan keseimbangan informal
– Keseimbangan Radial:
Adalah ketika semua element desain tersusun dan berpusat di tengah.
Focal point yang dimaksud merupakan sebuah aksen di dalam ruangan yang mampu menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi pusat perhatian dalam ruangan. hal itu dapat diwujudkan melalui furniture, dinding, maupun elemen-elemen lain yang mampu menjadi aksen focal point.
Ritme dapat didefinisikan sebagai semua pola pengulangan tentang visual.
Dalam konteks perancangan ruang dalam, detail sangat diperlukan dalam hal penentuan lighting, tata letak furniture, ukuran yang presisi pada suatu furniture maupun elemen additional sehingga dapat menambah estetika dalam ruang.
Skala dan Proporsi merupakan bagian yang sangat penting dalam perancangan ruang dalam/interior karena berkaitan dengan dimensi dan bentuk ruang.
Proporsi adalah perbandingan atau ratio antara panjang dengan lebar atau volume atau tinggi dengan lebar yang terdapat dalam ruang atau bidang. Proporsi yang baik dapat menimbulkan suatu kesatuan dan keseimbangan yang menyenangkan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas arsitektur adalah kualitas skala. Skala dalam arsitektur menimbulkan kualitas yang membuat sebuah bangunan terlihat sesuai besarnya bagi kebutuhan pemakai/manusia. Skala ditentukan bukan hanya oleh aktifitas yang dan dilakukan dalam bangunan itu tetapi juga oleh banyaknya manusia yang ikut dalam kegiatan tersebut. Dalam perancangan ruang dalam, skala manusia menjadi patokan dalam standarisasi ruang. Faktor ergonomi menjadi bagian yang penting dalam perancangan ruang dalam.
Pengalaman ruang diawali oleh penginderaan atau rangsangan. Salah satu rangsangan tersebut adalah warna. Oleh karena itu, keputusan penerapan warna dalam ruang berpengaruh terhadap kegiatan fisik dan mental. warna akan sangat mempengaruhi kondisi dan suasana ruang. terkadang ruang mencerminkan kepribadian si penghuni, dan secara psikologis, warna sangat berdampak pada emosional penghuni. pemilihan warna-warna tertentu pada setiap ruang didasarkan atas cerminan kepribadian, kesenangan, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh.
8. Pencahayaan
Aspek lighting atau pencahayaan merupakan komponen vital dalam perencanaan ruang dalam, karena memberi pengaruh sangat luas serta menimbulkan efek-efek tertentu. Dengan pengetahuan mengenai cahaya seorang ruang dalam dapat mengembangkan kreativitasnya dalam memberikan kesan-kesan tertentu pada ruang dengan menanggapi efek-efek dan keuntungan-keuntungan lain dari system pencahayaan. Perancangan ruang dalam, terutama yang berfungsi di malam hari tidak ada yang lebih menonjol dan lebih banyak kemungkinan kreativitas yang dapat dicapai selain dari pencahayaan
E. KONSEP – KONSEP DESAIN INTERIOR
Konsep Interior merupakan dasar pemikiran si desainer untuk memecahkan permasalahan desain. secara substantif, pencarian konsep adalah tahapan eksplorasi untuk mendapatkan kriteria yang sesuai terhadap ruang-ruang yang ingin dirancang. seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, ada beberapa konsep interior yang berkembang, diantaranya :
Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic juga memiliki esensi berupa desain yang memberikan kesan alami bagi pengguna ruang, dan memberi ilusi memori yang menggambarkan suasana pedesaan yang disebabkan oleh suasana ruang dan material penyusun elemen ruang yang alami, berkarat, memiliki dimensi yang besar, bahkan tidak difinishing sehingga menimbulkan sisi vernakular. Dengan konsep yang berbasis alam, dengan bahan-bahan berasalah dari alam yang diolah dengan metode 3R ( Reduce, Reuse, Recycle). Pada gaya rustic, material penyusun sering kali tidak di finishing. Untuk menggabungkannya dengan gaya modern, kita bias tidak memfinishingnya, namun merapikannya menjadi elemen yang elegan. Contoh logwood pada rustic biasanya di susun begitu saja demi menciptakan kesan pedesaan yang kental. Kita dapat membentuknya menjadi suatu geometri yang simetris seperti bentuk balok solid, lalu polish sehingga serat tetap terlihat namun kayu menjadi mengkilat seperti hasil pabrikan.
Konsep klasik berasal dari gaya Romawi dan Yunani, Konsep ini lebih mengutamakan susunana, keseimbangan, harmonisasi yang sempurna dan elemen-elemen yang sangat detail. Desain interior yang menggunakan konsep klasik umumnya memiliki banyak focal point tungku api, meja yang besar, lukisan, tangga, serta sebuah ornamen. Sehingga untuk mendukung focal point tersebut furniture-furniture pada ruangan hanya menjadi penunjang focal point tersebut. Kelebihan dari konsep ini adalah tampilan ruangan akan menjadi mewah, elegan dan mengingatkan kita kemasa lampau. Kekurangannya adalah boros dalam menggunakan material sebagai pusat fokusnya.
Konsep modern minimalis lebih mengutamakan fungsi atau efektivitas serta faktor ekonomis penggunanya sehingga penggunakan ornamen sangat minim bahkan tidak digunakan sama sekali karena lebih banyak mempermainkan bidang-bidang geometri. Selain itu keterbatasan lahan dan ruangan di perkotaan, serta semakin berubahnya gaya hidup seseorang juga menjadi faktor pendorong munculnya konsep ini. Kelebihan konsep ini adalah dalam mendesain serta pemilihan materialnya yang bersifat ekonomis. Sedangkan kekurangannya adalah terlihat dari kualitas pengerjaanya, jika pekerjanya kurang ahli dalam teknik finishingnya makan kesan yang akan ditimbulkan akan kurang baik, kurang presisi dan terlihat kasar.
Konsep futuristik adalah konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan logam dan bahan-bahan yang bersifat fabrikan dengan efisiensi dan teknologi tinggi. Kelebihan konsep ini adalah biasanya desain dengan konsep ini akan menciptakan inovasi-inovasi baru yang berbasis smart technology sehingga desain menjadi lain daripada yang lain dan dapat menjadi sebuah ikon di lingkungan sekitarnya, Sedangkan kekurangannya adalah biaya yang mahal karena materialnya lebih didominasi oleh bahan logam dan proses finishingnya juga sangat sulit serta harus dilakukan oleh orang yang sudah ahli.
Konsep Eklektik adalah konsep yang menggabungkan dua jenis gaya dalam penataan ruang dalamnya. Biasanya konsep ini dipilih jika arsitek ingin menghasilkan 2 jenis gaya dalam satu ruangan. Kelebihan dari konsep ini desain ruangan tidak terlihat formal dan kaku karena tampilan ruangan tidak hanya berpaku pada satu konsep saja. Selain itu ruangan juga akan terlibat lebih dinamis. Sedangkan kekurangannya adalah jika arsitek tidak tepat dalam mengatur komposisi-komposisi di dalam ruangan maka gaya yang satu dengan gaya yang lainnya akan saling tumpang tindih dan akan menyebabkan suasana ruang kurang enak dipandang dan nilai estetika pada ruang akan berkurang karena keambiguan dari konsep yang dipilih.
Obyek : Tijili Hoyel Seminyak
Arsitek : Ridwan Kamil
Owner : Suwargo Aji
Makna dari nama “Tijili” mengacu pada motif tradisional Bali yang melambangkan Dewi Sri, simbol kesuburan dan kemakmuran. Tijili Hotel memiliki lima tipe kamar, tipe yang saya observasi adalah Deluxe twin bed no. 238 lantai 2 sebelah Timur. Ruangan yang saya gunakan adalah Bedroom & Toilet
DENAH
POTONGAN RUANGAN
PERSPEKTIF
A. BEDROOM
SETTING GEOMETRI
SETTING MATERIAL
SETTING FURNITURE ( p x l x t )
Foto kasur & lemari pakaian
Foto kabinet
Foto meja, kursi dan cermin geser
Foto TV & tempat sampah
Foto AC
SETTING PENCAHAYAAN
Kamar hotel menggunakan 2 jenis pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan buatan dimana pencahayaan alami menggunakan cahaya matahari yang dapat memasuki ruangan melalui jendela di sudut ruangan sebelah Timur yang bisa ditutup dengan cermin geser. Sedangkan pencahayaan buatan bersumber dari lampu TL berjumlah 3 buah dengan 2 pemasangan downlight berwarna putih dan 1 berwarna kuning di dekat dinding sebelah Barat dekat dengan AC. Jenis lampu ini cocok digunakan pada ruang tidur dikarenakan tidak menyilaukan.
Foto pencahayaan buatan
SETTING ADDITIONAL ( Feautures and Artwork )
Terdapat vas bunga pada meja dekat jendela dan ornamen kelinci bersama lampu tidur di meja sebelah kasur. Serta terdapat lukisan diatas kabinet.
B. TOILET
SETTING GEOMETRI
SETTING MATERIAL
Foto dinding toilet
SETTING FURNITURE
SETTING PENCAHAYAAN
Toilet hotel menggunakan pencahayaan buatan dengan lampu TL berjumlah 2 buah dengan 2 pemasangan downlight berwarna putih.
SETTING ADDITIONAL ( Feautures and Artwork )
Di dinding sebelah Timur shower room dibuat lebih tipis sebagai tempat menaruh peralatan mandi seperti sabun dan shampo dengan material dinding dibuat berbeda agar menambah estetika.